Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ganteng, Tapi Bukan Boyband

Namanya Abu Khurayra (Huraira) Al Kazakh. Ialah pasukan muda 19 tahun asal Kazastan yang berjuang bersama pasukan Jihad Muhajirin wal Anshar di Syria. Dan kini telah syahid (insyaAllah) menjemput bidadari2 di surga (insyaAllah, amin..) dlm mmbela ummat Islam dari kekrjaman Agama Syi'ah dan Rezim Bashar Assad.



Andaikan di korea atau indonesia mungkin sudah jadi boyband. Inilah pemuda idaman.. Anehnya masih banyak kita yang mengidolakan para artis yang cowo dan cewenya ga jelas. Dan ini! Ialah SINGA ISLAM.. BERLAGA DI MEDAN PERANG BUKAN DI PANGGUNG! ALLAHUAKBAR..

Berita syahidnya Abu Khurayra datang bersama dengan khabar sedih syahidnya dua lagi Mujahidin lain yang berasal dari Tajikistan dan Dagestan, mereka dilaporkan gugur ketika melancarkan jihad di Syria.

Menurut Akhbar Sham, sebuah laman web berbahasa Rusia yang mendukung Jaish Al-Muhajirin wal Ansar, satu kelompok mujahidin asing yang dipimpin oleh komandan dari Kaukasus (Russia).

Akhbar Sham melaporkan bahawa Abu Khurayra Al-Kazakh, Abu Ahmad Al-Tajik, dan Ismail Al-Dagestan telah gugur syahid di Syria, Ketiganya dikabarkan berjuang bersama Jaish Muhajirin wal Anshar, Abu Ahmad Al-Tajik bertempur di Brigade Imarah Kaukasus.Al-fatihah

Sejak hari pertama berjihad, dia sudah terlihat [nyaman] seperti berada di rumah sendiri di tengah-tengah kelompok jihadnya. Dia merupakan salah seorang dari mujahidin yang, selain masih muda, juga memiliki kharisma.

Melihat perilakunya dan mendengarkan dia berbicara, sepertinya sukar bagi kita untuk membayangkan bahawa kita mungkin akan berdebat dengan dia.

Ceria, cerdas, dia dengan senang hati bergabung dalam percakapan rakan mujahidinnya, dalam diskusi-diskusi, tapi tetap lembut dan santun, tanpa melelahkan dirinya sendiri atau [menyakiti hati] teman-temannya.

Dia hampir tidak menceritakan apa-apa tentang dirinya, sebagaimana yang biasa dilakukan oleh kebanyakan Mujahidin lainnya.

Salah seorang mujahid yang lebih senior sempat mengusiknya:

“Anak padang rumput Kazakh, mari kita cuba terka namamu. Kau mau aku menyebut tiga nama untuk menerka namamu? Apakah kau Zhumabay? Bukan? Baiklah, itu berarti kau adalah Tuligen atau Serik.”

“Bukan,” jawabnya sambil tersenyum. “Namaku Abu Khurayra (Huraira).”

Itu saja yang mampu diketahui tentang dia. Satu perjalanan hidup yang cukup singkat, namun mujahid muda ini meninggalkan jejak yang begitu benderang di hati rakan-rakan seperjuangannya, selamanya.